![]() |
Sebuah android terpasang di tripod.
Berdiri di belakang barisan peserta pelatihan. Terkadang berpindah tempat
sesuai kebutuhan. Beberapa angle
menarik mulai kena shoot. Dari slide
yang berada di paling depan, wajah instruktur pelatihan, eksen peserta
pelatihan hingga suasana sekitar ruang pelatihan. Semua sudut yang menarik
terekam melalui seperangkat android sederhana milik Yazid Aris Khoiron.
Laki-laki berpostur tinggi yang
biasa dipanggil Mas Aris ini memang punya hobi membuat video. Hobi ini tetap ia
jalani meski sekarang ia menjabat sebagai Kepala Seksi Perpustakaan
di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Rembang. Ia mendapat amanah sebagai
Kasi sejak tahun 2012 lalu. Sebelumnya, selama 4 tahun merupakan Staf Pelaksana
di Dinas PPK dan Aset Daerah Kabupaten Rembang.
Begitu pula
saat Mas Aris dipercaya menjadi Person In
Charge (PIC) Perpusda Rembang, ia
mengoptimalkan hobi untuk suport pengembangan
perpustakaan. Kegiatan menarik yang dilaksanakan perpustakaan, ia
dokumentasikan dalam format video. Seperti ketika Perpusda Rembang melakukan
advokasi ke Bupati Rembang, H. Abdul Chafidz. Juga sejumlah pelatihan yang
dilaksanakan di perpustakaan, seperti pelatihan fotographone, marketing online,
pembuatan blog, photoshop dan pelatihan komputer dan internet dasar.
Video yang dihasilkan jebolan Teknik
Informatika UPN Veteran Yogyakarta ini kemudian dishare melalui Youtube.
Video menarik terkait pengembangan perpustakaan yang sudah dia dibikin yaitu
PerpuSeru Rembang dan PerpuSeru Region 2. Video PerpuSeru Rembang dilaunching
saat acara Pertemuan Stakeholder di Ruang Rapat Bupati Rembang. Dihadapan
bupati dan tamu undangan lain. Video tersebut diputar. Berisikan perjalan
Perpusda Rembang setelah bermitra dengan Program PerpuSeru.
Sementara video PerpuSeru Region 2,
proses pembuatannya lebih kreatif. Background suara diganti total dengan lagu
berjudul ‘PerpuSeru Region 2’ karya Mas Aris juga. Lagu tersebut dinyanyikan
melibatkan pihak lain saat kegiatan Pertemuan Regional 2 di Semarang, beberapa
waktu lalu. Beberapa teman yang terlibat menyanyi dalam lagu antara lain Dyah
Nugraheni (PIC Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah), Anang Fitrianto (PIC
Perpustakaan DI Yogyakarta), Karolina Pratiwi (FP Kalimantan Tengah), Badiatul
Chusnia (FP Pantura Barat Jawa Tengah), Achmad Sochib (FP Pantura Timur Jawa
Tengah).
Tak hanya pada video, ayah dari Maharga ini juga menyumbangkan kemampuannya untuk menjadi instruktur di pelatihan
Perpusda. Ia bersedia melatih di pelatihan komputer dan internet dasar disela-sela
kesibukannya. Ia juga melakukan advokasi ke pihak lain untuk kebutuhan
instruktur pelatihan. Seperti ke Cahaya Photography untuk pelatihan photographone dan
photoshop. Juga ke pelaku bisnis online untuk instruktur pelatihan marketing
online. Terakhir yang dilakukan advokasi ke pendamping desa untuk pelatihan
kepada perangkat desa. Yakni pelatihan komputer dan interner dasar, desain
grafis dan sistem informasi desa.
Seperti yang
dirasakan Perpusda lain saat awal menjadi mitra PerpuSeru. Mas Aris awalnya
belum tahu seperti apa itu PerpuSeru. Mulailah dirinya browsing di internet
dengan kata kunci PerpuSeru. Melihat berita-berita dan dokumentasi di facebook
maupun websitenya. Dari situ sangat tertarik untuk mengetahui lebih lanjut dan
tidak sabar menunggu kerjasama itu terwujud. Setelah mengikuti pelatihan, ia
bersama tim mencoba mengimplementasikan pelatihan-pelatihan untuk masyarakatt
dan disambut baik oleh masyarakat Rembang.
Mas Aris
yang biasa memakai topi salah satu teve swasta nasional (semoga nanti berganti
topi PerpuSeru hahaha...) berharap, pelatihan untuk masyarakat ini bagus,
sehingga sangat baik untuk ditularkan ke perpustakaan desa. Sehingga untuk
tahun 2017 mendatang, Perpusda Rembang menganggarkan 100 juta rupiah untuk
mendukung kegiatan-kegiatan Perpuseru. Agar
tetap berlangsung dan mereplikasi ke perpustakaan desa.
Kini perpustakaan Rembang yang
terletak di Kompleks Wisata Pantai Kartini semakin dikenal masyarakat. Gedung perpustakaan
yang dulunya gedung gereja ini awalnya tak ramai dikunjungi masyarakat. Jika diamati
sekilas, masyarakat menyangka bahwa gedung perpustakaan adalah museum. Sebab letaknya
diapit oleh loket pintu keluar masuk ke objek wisata. Namun dengan kerja keras
Perpusda melalui promosi dan sosialisasi, baik melalui media sosial dan
berbagai pelatihan, masyarakat mulai tertarik datang ke perpustakaan. Sampai
tulisan ini diterbitkan, selama satu minggu penuh, perhari sudah ada jadwal pelatihan.
Bravo Perpusda Rembang! (***)
Terima kasih mas Sochib, artikelnya keren banget, moga makin maju Perpuserunya. ^_^
ReplyDeleteiya. sama sama Mbak Aina. Saya suka dengan karakter Mas Aris dan dedikasinya dalam bekerja
Deletemau dong kalo ada lowongan fasilitator hehehe
Delete#untukhiduplebihbaik
ReplyDeleteLanjut kumendan....
siap laksanakan Kumendan!
Delete#untukhiduplebihbaik
ReplyDeleteLanjut kumendan....
5 jempol komandan :D :D :D :D
ReplyDeletemakasih trainer blog,mas lutfi.
Delete