Bau
terasi di Perpustakaan Daerah Kabupaten Sumbawa, NTB, kian ‘menyengat’. Bahkan
khas baunya tercium hingga keluar pulau. Tepatnya di Kota Makassar, Sulawesi
Selatan. Lebih keren lagi, bumbu pelengkap sambal ini masuk dan menginap di
sebuah hotel mewah. Tak hanya di situ, produk berbahan dasar udang tersebut
diperkenalkan di hadapan puluhan pimpinan daerah dan tamu nasional. Sebuah
produk skala rumah tangga yang tak lazim. Akan tetapi benar terjadi. Dan
kejadian ini atas peran dari perpustakaan.
Pemilik
produk terasi, Ly Martini, merupakan pengunjung aktif di Perpusda Sumbawa. Sehingga
dia diminta PIC Perpusda, Sri Mulyati, untuk menjadi peserta pelatihan strategi
pengembangan perpustakaan serta pelatihan komputer dan internet. Harapannya Ly
Martini mengajak masyarakat untuk berkunjung dan memanfaatkan fasilitas
perpustakaan.
Selama
ini perempuan muda beranak satu ini berkunjung ke perpusda hanya untuk pinjam
dan baca buku. Memanfaatkan waktu luang dengan mengisi kegiatan positif. Sembari
menjalankan usaha rumahan yang sudah lama dilakoni. Ly Martini sudah bertahun-tahun
bergelut di bidang kuliner khas Sumbawa, Sambal Udang Rebon Masin Jotang. Pengolahan
dan managemen yang masih seadanya membuat perkembangan bisnisnya berjalan biasa
saja, tanpa perkembangan yang berarti.
Setelah
Perpusda Sumbawa menjadi mitra PerpuSeru dan Ly Martini terlibat di pelatihan
perpusda, wawasannya mulai terbuka. Ia bertekad mengembangkan bisnis yang
selama ini sudah dikelola. Didukung pula potensi Kota Sumbawa sebagai penghasil
terasi. Dirinya memanfaatkan fasilitas internet dan belajar pengembangan usaha.
Belajar pengemasan produk, pemasaran, pengembangan produk dan manajemen keungan
dari internet.
Dari
situ perjalanan bisnisnya mulai merangkak naik. Mengalami peningkatan yang
sangat pesat. Sekarang produk Sambal Udang Rebon Masin Jotang menjadi tranding
topic di Kabupaten Sumbawa baik offline maupun online. Produk Sambal Udang
Rebon Masin Jotang tampil dengan kemasan yang sangat menarik. Selain sambal dia
juga mengembangkan produknya seperti Krupuk Atom, Terasi Udang, Madu Asli Hutan
Sumbawa dan Sambal Cabai Cabe Tuja’ dengan brand OMG Exotisme Sumbawa.
Meningkatnya
permintaan akan produk OMG sebagai oleh-oleh Khas Sumbawa berdampak pada
kebutuhan tenaga kerja yang lebih banyak. Kini Ly Martini sebagai owner OMG
telah melibatkan 30 orang ibu rumah tangga dalam hal produksi sampai pemasaran
produk. Meski telah sukses mengelola bisnis, Ly Martini masih bersedia
meluangkan waktu ke perpustakaan. Dia bersedia menjadi relawan di kegiatan
perpustakaan yang berbasis UKM. Semoga semakin sukses usahanya! (***)
No comments:
Post a Comment