Sahabat Seru! Kehadiran Program
PerpuSeru ke desa ternyata mampu merubah keadaan desa lebih kondusif. Suasana
desa yang sebelumnya mencekam, berangsur-angsur mulai kembali damai. Kondisi
desa yang mulanya tegang, secara perlahan menjadi sejuk. Biasanya ada rasa saling
curiga diantara warga, keadaan mencair dan saling menyapa mulai kembali muncul.
Dampak dari pemilihan kepala desa (Pilkades) memang dahsyat. Mampu menghancurkan
tembok kerukunan antar tetangga. Sanggup melululantahkan etika saling
menghormati diantara sesama.
Hampir setahun kondisi desa tidak
nyaman. Pilkades yang dilaksanakan akhir Oktober 2013 berujung konflik. Sehingga
pemerintahan desa pun berjalan pincang. Pelayanan di balai desa menjadi
terganggu. Posisi perangkat desa sebagai pelayanan masyarakat, diragukan lagi
netralitasnya. Kondisi seperti di atas berjalan hingga akhir tahun 2014.
Memasuki tahun 2015, desa tersebut
terpilih sebagai mitra Program PerpuSeru. Perangkat desa (termasuk kades dan
sekdes), pengelola perpustakaan desa dan library supporter mulai mengikuti
pelatihan yang dilaksanakan PerpuSeru. Yakni pelatihan Strategi Pengembangan
Perpustakaan serta Pelatihan Komputer dan Internet Dasar. Dari pelatihan
tersebut, dibuatlah rencana kerja kegiatan bagi perpustakaan desa. Diantaranya
pelatihan komputer dan internet dasar bagi ibu-ibu PKK desa dan elemen
masyarakat lain.
Sekembalinya ke desa, diatur
strategi pembagian peran di kegiatan perpustakaan desa. Sekretaris desa
(sekdes) bertanggungjawab untuk kegiatan CE di perpustakaan. Sehingga terlihat
langsung oleh masyarakat yang mengikuti kegiatan. Sementara kepala desa (kades)
sebagai pembuat kebijakan pengembangan perpustakaan dan kegiatan advokasi. Kades
sengaja tidak muncul di kegiatan yang dilaksanakan di perpusdes.
Pemilihan strategi tersebut
berjalan sukses. Banyak elemen masyarakat yang mengikuti pelatihan di perpusdes.
Bahkan yang mengikuti kegiatan di perpusdes, banyak masyarakat yang kontra
terhadap kades terpilih. Posisi sekdes yang dianggap netral oleh masyarakat,
mampu sebagai magnet untuk menarik berkegiatan di perpusdes. Meski ada beberapa
warga yang bertanya langsung maupun lewat telepon ke sekdes, terkait
keterlibatan kades di kegiatan perpusdes seperti apa.
Tidak hanya kaum perempuan yang
tergabung di PKK yang mengikuti kegiatan di perpusdes. Elemen lain seperti
karang taruna, ketua RT dan RW, remaja masjid dan mushola yang dulu kontra
dengan kades juga bersedia berkegiatan di perpusdes. Dari kegiatan di
perpustaaan inilah, kondisi desa berangsur-angsur mulai kembali bergeliat kondusif.
Sementara peran kades untuk
melakukan advokasi, luar biasa hasilnya. Ada beberapa keberhasilan advokasi
yang dilakukan kades untuk pengembangan perpusdes. Secara pribadi, kades tidak
mau menerima fee dari proyek yang
masuk ke desa. Seperti ketika ada perusahaan yang minta atau memperpanjang ijin
usaha di desa, fee dari perusahaan
diminta kades diserahkan ke bendahara desa.
Akan tetapi, kades lebih banyak
meminta fee bukan dalam bentuk uang.
Kades biasanya minta dalam bentuk barang, seperti komputer, printer, pendingin
ruangan, teve dan lainya. Produk tersebut bisa dibeli oleh satu perusahaan atau
gabungan perusahaan jika nilainya tinggi. Seperti pembelian 1 unit komputer,
bisa gabungan dari 2 perusahaan. Terkait kebijakan, kades membuat peraturan
untuk semua perangkat desa, pemotongan penghasilan tetap (siltap) Rp 10 ribu
per bulan. Untuk kades dan sekdes lebih dari Rp 10 ribu perbulan. Dana tersebut
digunakan untuk pengembangan perpusdes.
Komitmen kades dan sekdes inilah
yang membuat perpusdes semakin eksis. Kini perpusdes sedang proses merampungkan
pembangunan gedung perpusdes 2 lantai. Perpusdes sudah memiliki 12 unit
komputer dan 2 unit printer. Selain itu, ruangan perpusdes terpasang 2 unit
pendingin ruangan dan teve 42 inchi. Sebagian besar fasilitas tersebut
didapatkan dari hasil advokasi.
Hasil yang lebih berharga dari keberadaan
perpusdes adalah kondisi desa yang kembali nyaman, aman, tenang, damai, sejuk
dan bahasa kondusif lainnya. Kehadiran Program PerpuSeru ke Desa Tulakan
Kabupaten Jepara, mampu meredam konflik akibat pilkades. PerpuSeru yang mentransformasi
perpustakaan sebagai pusat belajar dan kegiatan masyarakat, mampu mengembalikan
wajah desa yang sesungguhnya. Wajah desa yang terkenal damai, aman dan tenang. (***)
No comments:
Post a Comment