Tuesday, December 27, 2016

PerpuSeru Mampu Redam Konflik Pasca Pilkades


Sahabat Seru! Kehadiran Program PerpuSeru ke desa ternyata mampu merubah keadaan desa lebih kondusif. Suasana desa yang sebelumnya mencekam, berangsur-angsur mulai kembali damai. Kondisi desa yang mulanya tegang, secara perlahan menjadi sejuk. Biasanya ada rasa saling curiga diantara warga, keadaan mencair dan saling menyapa mulai kembali muncul. Dampak dari pemilihan kepala desa (Pilkades) memang dahsyat. Mampu menghancurkan tembok kerukunan antar tetangga. Sanggup melululantahkan etika saling menghormati diantara sesama.

Hampir setahun kondisi desa tidak nyaman. Pilkades yang dilaksanakan akhir Oktober 2013 berujung konflik. Sehingga pemerintahan desa pun berjalan pincang. Pelayanan di balai desa menjadi terganggu. Posisi perangkat desa sebagai pelayanan masyarakat, diragukan lagi netralitasnya. Kondisi seperti di atas berjalan hingga akhir tahun 2014.

Memasuki tahun 2015, desa tersebut terpilih sebagai mitra Program PerpuSeru. Perangkat desa (termasuk kades dan sekdes), pengelola perpustakaan desa dan library supporter mulai mengikuti pelatihan yang dilaksanakan PerpuSeru. Yakni pelatihan Strategi Pengembangan Perpustakaan serta Pelatihan Komputer dan Internet Dasar. Dari pelatihan tersebut, dibuatlah rencana kerja kegiatan bagi perpustakaan desa. Diantaranya pelatihan komputer dan internet dasar bagi ibu-ibu PKK desa dan elemen masyarakat lain.

Sekembalinya ke desa, diatur strategi pembagian peran di kegiatan perpustakaan desa. Sekretaris desa (sekdes) bertanggungjawab untuk kegiatan CE di perpustakaan. Sehingga terlihat langsung oleh masyarakat yang mengikuti kegiatan. Sementara kepala desa (kades) sebagai pembuat kebijakan pengembangan perpustakaan dan kegiatan advokasi. Kades sengaja tidak muncul di kegiatan yang dilaksanakan di perpusdes.

Pemilihan strategi tersebut berjalan sukses. Banyak elemen masyarakat yang mengikuti pelatihan di perpusdes. Bahkan yang mengikuti kegiatan di perpusdes, banyak masyarakat yang kontra terhadap kades terpilih. Posisi sekdes yang dianggap netral oleh masyarakat, mampu sebagai magnet untuk menarik berkegiatan di perpusdes. Meski ada beberapa warga yang bertanya langsung maupun lewat telepon ke sekdes, terkait keterlibatan kades di kegiatan perpusdes seperti apa.

Tidak hanya kaum perempuan yang tergabung di PKK yang mengikuti kegiatan di perpusdes. Elemen lain seperti karang taruna, ketua RT dan RW, remaja masjid dan mushola yang dulu kontra dengan kades juga bersedia berkegiatan di perpusdes. Dari kegiatan di perpustaaan inilah, kondisi desa berangsur-angsur mulai kembali bergeliat kondusif.

Sementara peran kades untuk melakukan advokasi, luar biasa hasilnya. Ada beberapa keberhasilan advokasi yang dilakukan kades untuk pengembangan perpusdes. Secara pribadi, kades tidak mau menerima fee dari proyek yang masuk ke desa. Seperti ketika ada perusahaan yang minta atau memperpanjang ijin usaha di desa, fee dari perusahaan diminta kades diserahkan ke bendahara desa.

Akan tetapi, kades lebih banyak meminta fee bukan dalam bentuk uang. Kades biasanya minta dalam bentuk barang, seperti komputer, printer, pendingin ruangan, teve dan lainya. Produk tersebut bisa dibeli oleh satu perusahaan atau gabungan perusahaan jika nilainya tinggi. Seperti pembelian 1 unit komputer, bisa gabungan dari 2 perusahaan. Terkait kebijakan, kades membuat peraturan untuk semua perangkat desa, pemotongan penghasilan tetap (siltap) Rp 10 ribu per bulan. Untuk kades dan sekdes lebih dari Rp 10 ribu perbulan. Dana tersebut digunakan untuk pengembangan perpusdes.         
Komitmen kades dan sekdes inilah yang membuat perpusdes semakin eksis. Kini perpusdes sedang proses merampungkan pembangunan gedung perpusdes 2 lantai. Perpusdes sudah memiliki 12 unit komputer dan 2 unit printer. Selain itu, ruangan perpusdes terpasang 2 unit pendingin ruangan dan teve 42 inchi. Sebagian besar fasilitas tersebut didapatkan dari hasil advokasi.

Hasil yang lebih berharga dari keberadaan perpusdes adalah kondisi desa yang kembali nyaman, aman, tenang, damai, sejuk dan bahasa kondusif lainnya. Kehadiran Program PerpuSeru ke Desa Tulakan Kabupaten Jepara, mampu meredam konflik akibat pilkades. PerpuSeru yang mentransformasi perpustakaan sebagai pusat belajar dan kegiatan masyarakat, mampu mengembalikan wajah desa yang sesungguhnya. Wajah desa yang terkenal damai, aman dan tenang. (***)

No comments:

Post a Comment