Sunday, November 20, 2016

PerpuSeru Demak, Dari Perpustakaan Muncul Ide Usaha Sablon


PerpuSeru Demak
Harra, Dari Perpustakaan Muncul Ide Usaha Sablon 
Harra menunjukkan aktifitas harian kerja usaha sablon miliknya

PerpuSeru. Pemuda asal Desa Tlogosih, Kecamatan Kebonagung Demak ini pada awalnya tak menyangka bakal menggeluti usaha sablon. Ilmu komputer yang ia miliki masih biasa saja. Belum bisa mengoperasikan microsoft office dasar secara baik. Apalagi membuat desain sebagai dasar dari usaha sablon.

Suatu waktu, tepatnya 3 bulan lalu, dirinya tertarik ikut pelatihan komputer dan internet di Perpustakaan Umum Kabupaten Demak. Saat itu dia mendapat informasi dari seorang teman bahwa ada pelatihan gratis di perpustakaan yang berlokasi di depan Terminal Kota Demak. Tanpa berpikir panjang, pemilik nama lengkap Harratul Lisan mendaftarkan diri ke perpustakaan.  

Selama 14 hari berturut-turut Harra mengikuti pelatihan yang dilaksanakan di lantai 2 kantor perpustakaan. Belajar microsoft office dasar bersama puluhan peserta lain. Pelatihan dalam sehari dibagi dalam 3 kelas. Sementara Harra mengambil kelas siang. Setiap hari pemuda yang mengaku masih jomblo ini menempuh perjalanan 45 menit dari rumah ke Perpusda Demak. Itu lakoninya dengan penuh semangat.

Di saat pelatihan berlangsung, pemuda berusia 26 tahun ini melihat salah satu peserta sedang membuat desain koas di laptopnya. Dari situlah muncul inspirasi di benaknya membuat usaha sablon di kampung halaman. Namun Harra terkendala kemampuan ilmu desain grafis. Kemudian ia memberanikan diri meminta materi tambahan desain grafis ke instruktur pelatihan. Dirinya mengaku senang, instruktur pelatihan mengabulkan keinginannya. 
Pengeringan kaos setelah dicetak sablon

Untuk menguatkan ide besarnya, Harra belajar teknik sablon dan menggali informasi ke salah satu peserta pelatihan tersebut. Dia menggali informasi tentang dimana tempat temannya menyablon dan bagaimana kualitas sablon di Demak. Dia mendapat informasi bahwa di Kota Wali kualitas sablon kurang begitu bagus. Informasi awal tersebut sebagai modal untuk bikin usaha sablon yang berkualitas bagus.

Tiga minggu selesai pelatihan dari perpustakaan, Harra merealisasikan merintis usaha sablon di rumah. Sambil usaha, dia mencari ilmu tentang ilmu desain dari internet. Terkadang ia memanfaatkan fasilitas wifi di perpustakaan untuk berselancar mencari desain yang menarik. Meski  hanya dapat ilmu desain dasar, pemuda yang selama ini kerja freelance sudah merasa bersykur. Dirinya terus belajar untuk mengembankan ilmu desainnya tersebut.

Sekarang, usaha sablonnya sudah berjalan 1 bulan. Untuk sementara masih melayani sablon kaos. Akan  dikembangkan ke sablon kertas dan plastik. Maupun percetakan undangan dan souvenir. Namun masih menunggu memiliki printer. Di awal usahanya, dalam satu bulan, Harra sudah melayani order sablon kaos sebanyak 100 pieces. Untuk meningkatkan ordernya, dia berencana melakukan promosi melalui media sosial. Sementara ilmu office dasar yang ia peroleh dari perpustakaan, akan ditularkan pada masyarakat di kampungnya. Sebab rumahnya sering dibuat anak-anak belajar. Semoga usahanya tambah sukses ya Mas Harra! (***)






3 comments: