Dian Nafi
PerpuSeru Memantik Kerelawanan
![]() |
Dian Nafi, Relawan Kelas Menulis di Perpustakaan Kabupaten Demak. |
PerpuSeru tiba-tiba menyadarkan saya
bahwa sejogjanya lingkungan terdekat juga menjadi bagian dari concern kita. Tempat kita berkontribusi
dengan apa yang kita punya. PerpuSeru membangkitkan semangat kerelawanan yang
pada beberapa waktu lalu sempat ditinggalkan banyak orang. Begitu pengakuan
Dian Nafi, Library Supporter dari KPA Kabupaten Demak.
Dian Nafi menambahkan, Perpuseru
menggerakkan saya untuk mempraktikkan apa yang selama ini sebenarnya saya tahu
tapi belum sepenuhnya saya praktikkan. Bagaimana berkolaborasi dengan sebanyak
mungkin pihak. Bahkan mungkin mereka yang tak pernah terbayangkan dan terlintas
dalam pikiran kita.
Perempuan berhijab ini meyakinkan
akan keberlanjutan program PerpuSeru. Dengan mengatakan, akan banyak rintangan
yang mungkin terjadi di masa depan. Keistiqomahan dan ketulusan pasti diuji.
Tapi dengan mengembalikan niat Lillahi Ta’ala,
dengan tekad dan semangat baja, semoga apa yang menjadi cita-cita dan mimpi PerpuSeru
bisa kita wujudkan.
Dian Nafi yang merupakan novelis
nasional ini paham apa PerpuSeru setelah mengikuti Pelatihan Strategi
Pengembangan Perpustakaan (SPP) dan Pelathan TIK di Kantor Perpustakaan dan
Arsip Kabupaten Demak. Selama pelatihan,
ia mengikuti semua materi sampai berakhir sesi pelatihan. Dari situlah ia mulai
tersadar bahwa dari perpustakaan, segalanya bisa dilakukan untuk kemanfaatan
masyarakat.
Berawal dari situ, ibu rumah tangga
jebolan arsitektur Universitas Diponegoro Semarang ini terpantik untuk berbagi
di perpustakaan. Ia bersedia berbagi kemampuan menulis yang dimiliki. Ibu dua
putra ini mengumpulkan teman-temannya yang tergabung di Komunitas Literasi
Demak untuk berkegiatan di perpustakaan. Dimulailah niat baik mereka di awal
Oktober kemarin. Mereka bertekad menyebarkan virus menulis bagi masyarakat Kota
Wali, sebutan untuk Kabupaten Demak.
Di tengah kesibukan para penggerak
literasi, disepakati kegiatan dilaksanakan dua kali sebulan. Yaitu di miggu
kedua dan keempat, hari Jum’at. Mereka rerata sibuk menulis, mengurus rumah
tangga, memberikan coaching clinic menulis keluar daerah, bahkan ada yang
menjadi dosen tetap di salah satu perguruan tinggi besar swasta di Semarang. (***)
No comments:
Post a Comment