PENDAHULUAN
Resiko berhubungan dengan
ketidakpastian ini dikarenakan kurangnya informasi atau bahkan tidak
tersedianya cukup informasi mengenai apa yang akan terjadi. Sesuatu yang
tidakpasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan.
Menurut Wideman, ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan
dikenal dengan istilah peluang (opportunity), sedangkan ketidakpastian
yang menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan istilah risiko (risk).
Dalam beberapa tahun terakhir, manajemen resiko menjadi trend utama baik dalam
perbincangan, praktik, maupun pelatihan kerja. Hal ini secara konkret
menunjukkan pentingnya manajemen resiko dalam bisnis pada masa kini.
Oleh sebab itu resiko sangat perlu
diolah karena resiko mengandung biaya yang tidak sedikit. Bayangkan suatu
kejadian di mana suatu perusahaan tekstile yang mengalami kebakaran. Kerugian
dari peristiwa tersebut adalah kerugian finansial akibat asset yang terbakar,
juga tidak dapat beroperasinya perusahaan selama beberapa bulan sehingga menghentikan
arus kas. Akibat lainnya adalah macetnya pembayaran hutang kepada supplier dan
kreditor karena terhentinya arus kas yang akhirnya akan menurunkan kredibilitas
dan hubungan baik perusahaan dengan partner bisnis tersebut.
Resiko dapat dikurangi melalui
pengelolaan manajemen resiko yang baik. Salah satunya dengan menerapkan 5
langkah manajemen risiko yang akan dijelaskan dalam makalah ini, dan mengenai
pengelolaan manajemen risiko.
Jika suatu organisasi menghadapi
risiko, maka ada beberapa alternatif untuk mengendalikan risiko tersebut.
PENGENDALIAN RISIKO
(RISK CONTROL)
Pengendalian resiko (risk control)
adalah suatu tindakan untuk menyelamatkan perusahaan dari kerugian.
Metode pengendalian risiko dalam
dilakukan dengan beberapa metode Berikut ini:
1. Penghindaran
risiko (Risk Avoidance)
Salah
satu cara mengendalikan suatu risiko murni adalah
menghindari
harta, orang, atau kegiatan dari exposure terhadap risiko
dengan
jalan :
·
Menolak memiliki, menerima atau
melaksanakan kegiatan itu walaupun hanya untuk sementara.
·
Menyerahkan kembali risiko yang
terlanjur diterima, atau segera menghentikan kegiatan begitu kemudian diketahui
mengandung risiko.
·
Jadi menghindari risiko berarti
menghilangkan risiko itu.
Karakteristik Dasarnya
Beberapa karakteristik penghindaran
risiko seharusnya
diperhatikan:
·
Boleh jadi tidak ada kemungkinan
menghindari risiko, makin luas risiko yang dihadapi, maka makin besar
ketidamungkinan menghindarinya, misalnya kalau ingin menghindari semua risiko tanggung
jawab, maka semua kegiatan perlu dihentikan.
·
Faedah atau laba potensial yang bakal
diterima dari sebab pemilikan suatu harta, memperkerjakan pegawai tertentu,
atau bertanggung jawab atas suatu kegiatan, akan hilang, jika dilaksanakan pengendalian
risiko.
·
Makin sempit risiko yang dihadapi,
maka akan semakin besar kemungkinan akan tercipta risiko yang baru, misalnya
menghindari risiko pengangkutan dengan kapal dan menukarnya dengan pengankutan
darat, akan timbul risiko yang berhubungan dengan pengangkutan darat.
Implementasi dan
Evaluasi hasilnya
Untuk mengimplementasikan keputusan
penghindaran risiko, maka harus diadakan penetapan semua harta, personil, atau
kegiatan yang menghadapi risiko yang ingin dihindarkan tersebut. Dengan dukungan
pihak manajemen puncak, maka manajer risiko
seharusnya menganjurkan policy dan
prosedur tertentu yang harus diikuti oleh semua bagian perusahaan dan pegawai.
Penghindaran risiko dikatakan berhasil
jika tidak ada terjadi kerugian yang disebabkan risiko yang ingin dhindarkan
itu. Sesungguhnya metode itu tidak diimplementasikan sebagaimana mestinya, jika
ternyata larangan-larangan yang telah diinstruksikan itu ternyata dilanggar
walau kebetulan tidak terjadi kerugian
2. Pengendalian
risiko (Risk Control)
a)
Pengendalian kerugian dijalankan
dengan :
b)
Merendahkan kans (chance) untuk
terjadinya kerugian.
c)
Mengurangi keparahan jika kerugian itu
memang terjadi.
d)
Menurut lokasi daripada
kondisi-kondisi yang akan dikontrol.
e)
Menurut timing-nya.
Pengendalian kerugian menurut
sebab-sebab terjadinya
Secara tradisional tekhnik
pengendalian kerugian diklasifikasikan menurut pendekatan yang dilakukan:
a) Pendekatan engineering
Pendekatan
engineering menekankan kepada sebab-sebab yang bersifat fisikal dan mekanikal
misalnya memperbaiki kael listrik yang tidak memenuhi syarat, pembuangan limbah
yang tidak memenuhi ketentuan, konstruksi bangunan dan bahan dengan kualitas
buruk dan sebagainya.
b) Pendekatan hubungan kemanusiaan (
human relations )
Pendekatan
human ralation menekankan sebab-sebab kecelakaan yang berasal dari faktor
manusia, seperti kelengahan, suka menghadang bahaya, sengaja tidak memakai alat
pengaman yang diharuskan, dan lain-lain faktor psikologis.
Pengendalian Kerugian
Menurut Lokasi
Tindakan pengendalian risiko dapat
pula diklasifikasikasi menurut lokasi daripada kondisi yang direncanakan untuk dikendalikan.
Dr. Haddon menegaskan bahwa kemungkinan dan keparahan kerugian dari kecelakaan
lalu-lintas tergantung atas kondisi-kondisi dalam :
·
Orang yang mempergunakan jalan
·
Kendaraan
·
Lingkungan umum jalan raya yang
melingkupi faktor-faktor seperti desain, pemeliharaan, keadaan lalu lintas, dan
praturan.
Pengendalian Menurut Timming
Pendekatan ini mempertanyakan apakah
metode itu dipakai :
a) Sebelum kecelakaan.
b) Selama kecelakaan terjadi.
c) Sesudah kecelakaan itu.
Klasifikasi ini telah dipergunakan
juga sebagai kriteria untuk membedakan antara minimization dan salvage.
Tindakan pencegahan kerugian (berdasarkan definisi) semuanya dilaksanakan
sebelum kejadian.
3. Pemisahan
Yang dimaksud dengan pemisahan disini
ialah menyebabkan harta yang menghadapi risiko yang sama, menggantikan
penempatan dalam satu lokasi. Misalnya jika banyak mempunyai truk, maka
tindakan pemisahan dilakukan dengan menempatkannya dalam beberapa pool yang
berlainan, menempatkan barang persediaan tidak dalam satu gudang saja, tapi
dipisahkan dalam dua atau lebih. Maksud pemisahan ini adalah mengurangi jumlah
kerugian untuk satu peristiwa. Dengan menambah banyaknya independent exposure
unit maka probabilitas kerugian-harapan diperkecil. Jadi, memperbaiki kemampuan
perusahaan untuk meramalkan kerugian yang akan dialami.
4. Kombinasi atau pooling
Kombinasi atau Pooling menambah
banyaknya exposure unit dalam batas kendali perusahaan yang bersangkutan,
dengan tujuan agar kerugian yang akan dialami lebih dapat diramalkan, jadi
risiko dikurangi.
Salah satu cara perusahaan
mengkombinasikan risiko adalah dengan perkembangan internal. Misalnya,
perusahaan angkutan memperbanyak jumlah truknya ; satu perusahaan merger dengan
perusahaan lain ; perusahaan asuransi mengkombinasikan risiko murni dengan
jalan menanggung risiko sejumlah besar orang atau perusahaan.
5. Pemindahan risiko
Pemindahan risiko dapat dilakukan
dengan tiga cara :
a) Harta milik atau kegiatan yang
menghadapi risiko dapat dipindahkan kepada pihak lain, baik dinyatakan dengan
tegas, maupun berikut dengan transaksi atau kontrak.
Contoh:
Perusahaan yang menjual salah satu
gedungnya, dengan sendirinya telah memindahkan risiko yang berhubungan dengan
pemilikan gedung itu kepada pemilik baru. Ada perusahaan yang menyerahkan sebagian
kegiatan perusahaan kepada kontraktor, dengan tujuan untuk memindahkan segala
risiko yang berhubungan dengan
pekerjaan itu.
b) Risiko itu sendiri yang
dipindahkan.
Contoh :
Pada suatu kasus persewaan gedung,
penyewa mungkin sanggup mengalihkan kepada pemilik berkenaan tanggung jawab
kerusakan gedung karena kealpaan si penghuni.
Contoh yang dikemukakan diatas
transfree memaafkan transfertor dari tanggung jawab, karena itu exposure itu
sendirilah yang dihilangkan.
c) Suatu risk financing transfer
menciptakan suatu loss exposure untuk transferee. Pembatalan perjanjian itu
oleh transferee dapat dipandang sebagai cara ketiga dalam risk control
transfer. Dengan pembatalan itu, transferee tidak bertanggung jawab secara
hukum untuk kerugian yang semula ia setujui, untuk dibayar.
KARAKTERISTIK
MANAJEMEN RISIKO YANG BAIK
Manajemen Risiko yang baik membuat
suatu organisasi mampu mengelola risiko dengan baik, sehingga kerugian yang
signifikan bisa terhindar.
Secara umum, manajemen risiko yang
baik mencakup beberapa elemen yaitu :
1. Memahami bisnis perusahaan
2. Formal, sistematis, terintegrasi,
dan komprehensif
3. Mengembangkan infrastuktur risiko
4. Menetapkan mekanisme kontrol
5. Menetapkan batas (limits)
6. Memfokuskan pada aliran kas
7. Menetapkan sistem insentif yang
tepat
8. Mengembangkan budaya sadar risiko
(*)
No comments:
Post a Comment