Identifikasi Risiko adalah usaha untuk menemukan atau mengetahui
risiko – risiko yang mungkin timbul dalam kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan atau perorangan. Identifikasi resiko adalah usaha sistematis untuk menentukan ancaman
terhadap rencana perusahaan. PP No.60 Tahun
2008 mengatakan bahwa identifikasi risiko adalah proses menetapkan apa, dimana,
kapan, mengapa dan bagaimana sesuatu dapat terjadi sehingga dapat berdampak
negatif terhadap pencapaian tujuan.
Mengapa manajemen resiko itu penting?
Sikap orang ketika menghadapi resiko berbeda-beda. Ada orang yang berusaha
untuk menghindari resiko, namun ada juga yang sebaliknya sangat senang
menghadapi resiko sementara yang lain mungkin tidak terpengaruh dengan adanya
resiko. Pemahaman atas sikap orang terhadap resiko ini dapat membantu untuk
mengerti betapa resiko itu penting untuk ditangani dengan baik.
Beberapa resiko lebih penting
dibandingkan resiko lainnya. Baik penting maupun tidak sebuah resiko tertentu
bergantung pada sifat resiko tersebut, pengaruhnya pada aktifitas tertentu dan
kekritisan aktifitas tersebut. Aktifitas beresiko tinggi pada jalur kritis
pengembangan biasanya merupakan penyebabnya.
Untuk mengurangi bahaya tersebut maka
harus ada jaminan untuk meminimalkan resiko atau paling tidak
mendistribusikannya selama pengembangan tersebut dan idealnya resiko tersebut
dihapus dari aktifitas yang mempunyai jalur yang kritis.
Resiko dari sebuah aktifitas yang sedang
berlangsung sebagian bergantung pada siapa yang mengerjakan atau siapa yang
mengelola aktifitas tersebut. Evaluasi resiko dan alokasi staf dan sumber daya
lainnya erat kaitannya.
Resiko dalam perangkat lunak memiliki dua
karakteristik:
1. Uncertainty :
tidak ada resiko yang 100% pasti muncul.
2. Loss : resiko
berimbas pada kehilangan.
Dan resiko memiliki
tiga kategori:
1. Resiko proyek :
berefek pada perencanaan proyek.
2. Resiko teknikal
: berefek pada kualitas dan waktu pembuatan perangkat lunak.
Resiko bisnis :
berefek pada nilai jual produk
Tujuan identifikasi risiko adalah untuk
menghindari resiko bilamana mungkin, serta menghindarinya setiap saat
diperlukan.
Hal – hal yang dilakukan oleh manajer perusahaan untuk perusahaannya :
a. Mengetahui kemungkinan – kemungkinan
terjadinya suatu kerugian dan harus berhati – hati atas kemungkinan timbulnya
setiap kerugian dan hal ini merupakan tugas utama seorang manajer risiko.
b. Memperkirakan frekuensi dan besar
kecilnya risiko sehingga dapat diperkirakan kemungkinan kerugian maksimum dari
risiko yang berasal dari berbagai sumber.
c. Memutuskan pemakaian metode pengolahan
risiko yang terbaik dan paling ekonomis,apakah dengan jalan menghapuskan,
mengurangi, membatasi, menanggung sendiri, memindahkan atau mengkombinasikan metode
– metode tersebut.
d. Mengadministrasikan program –program
manajemen risiko termasuk mengadakan penilaian kembali atas program – program,
pencatatan – pencatatan dan lain sebagainya.
Beberapa kategori faktor yang perlu
dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
a.
Application Factor
Sesuatu yang alami dari aplikasi baik
aplikasi pengolahan data yang sederhana, sebuah sistem kritis yang aman maupun
sistem terdistribusi yang besar dengan elemen real time terlihat menjadi sebuah
faktor kritis. Ukuran yang diharapkan dari aplikasi juga sesuatu yang penting –
sistem yang lebih besar, lebih besar
dari masalah error, komunikasi dan manajemennya.
b.
Staff Factor
Pengalaman dan kemampuan staf yang
terlibat merupakan faktor utama – seorang programer yang berpengalaman, diharapkan
akan sedikit melakukan kesalahan dibandingkan dengan programer yang sedikit
pengalamannya. Akan tetapi kita harus juga mempertimbangkan ketepatan
pengalaman tersebut- pengalaman membuat modul dengan Cobol bisa mempunyai nilai
kecil jika kita akan mengembangkan sistem kendali real-time yang komplek dengan
mempergunakan C++.
Beberapa faktor seperti tingkat kepuasan
staf dan tingkat pergantian dari staf juga penting untuk keberhasilan sebarang
pengembangan – staf yang tidak termotivasi atau person utama keluar dapat
menyebabkan kegagalan pengembangan.
c.
Project Factor
Merupakan hal yang penting bahwa
pengembangan dan obyektifnya terdefinisi dengan baik dan diketahui secara jelas
oleh semua anggota tim dan semua stakeholder utama. Jika hal ini tidak terlaksana
dapat muncul resiko yang berkaitan dengan keberhasilan pengembangan tersebut.
Dengan cara serupa, perencanaan kualitas yang formal dan telah disepakati harus
dipahami oleh semua partisipan. Jika perencanaan kualitas kurang baik dan
tidak tersosialisasi maka dapat mengakibatkan gangguan pada pengembangan
tersebut.
d.
Project Methods
Dengan mempergunakan spefikasi dan metode
terstruktur yang baik pada manajemen pengembangan dan pengembangan sistem akan
mengurangi resiko penyerahan sistem yang tidak memuaskan atau terlambat. Akan
tetapi penggunaan metode tersebut untuk pertama kali dapat mengakibatkan
problem dan delay.
e.
Hardware/software
Factor
Sebuah pengembangan yang memerlukan
hardware baru untuk pengembangan mempunyai resiko yang lebih tinggi dibandingkan
dengan software yang dapat dibangun pada hardware yang sudah ada (dan
familiar). Sebuah sistem yang dikembangkan untuk satu jenis hardware atau
software platform tertentu jika dipergunakan pada hardware atau software
platform lainnya bisa menimbulkan resiko tambahan (dan tinggi) pada saat
instalasi.
f.
Changeover Factor
Kebutuhan perubahan “all-in-one” kedalam
suatu sistem baru mempunyai resiko tertentu. Perubahan secara bertahap atau
gradual akan meminimisasi resiko akan tetapi cara tersebut tidak praktis.
Menjalankan secara paralel dapat memberikan solusi yang aman akan tetapi
biasanya tidak mungkin atau terlalu mahal.
g.
Supplier Factor
Suatu pengembangan yang melibatkan
organisasi eksternal yang tidak dapat dikendalikan secara langsung dapat
mempengaruhi keberhasilan pengembangan. Misal tertundanya instalasi
jalur telpon atau pengiriman peralatan yang sulit dihindari- dapat berpengaruh
terhadap keberhasilan pengembangan.
h.
Environment Factor
Perubahan pada lingkungan dapat
mempengaruhi keberhasilan pengembangan. Misal terjadi perubahan regulasi pajak,
akan mempunyai dampak yang cukup serius pada pengembangan aplikasi penggajian.
i.
Health and Safety
Factor
Ada satu isu utama yaitu faktor kesehatan
dan keamanan dari partisipan yang terlibat dalam pengembangan software walaupun
tidak umum (dibandingkan dengan pengembangan teknik sipil) yang dapat
mempengaruhi aktifitas pengembangan.
Metode Identifikasi
Risiko
Metode yang digunakan
untuk mengeksplorasi identifikasi risiko aspek – aspek dalam perusahaan :
1.
Questionnaire Analisis Risiko ( Risk Analysis Questionnaire )
Analisis ini menjuruskan manajer risko untuk memastikan bahwa informasi
diperlukan berkenaan dengan harta dan operasi perusahaan tidak ada yang
terlewatkan. Untuk memperkuat informasi ini akan dipertimbangkan informasi yang
diperoleh dengan metode lainnya
2.
Metode Laporam Keuangan
Menganalisi neraca, laba – rugi dan catatan lain yang mendukung, sehingga
manajer resiko bisa mengidentifikasi semua resiko yang berkenaan dengan harta,
utang dan personalia perusahaan.
3.
Metode Flow Chart
Analisis kerugian yang meliputi kerugian berkenaan dengan harta, tanggung
jawab dan personil.
4.
Inspeksi Langsung Pada Objek
Dengan mengamati langsung jalannya operasi bekerjanya peralatan,
lingkungan kerja, kebiasaan kerja pegawai dll. Manajer risiko dapat mempelajari
lebih banyak lagi dan mayakinkan tentang hazard yang mungkin tidak disadari
oleh pekerja atau yang mungkin tidak pernah ditemukan dalam laporan tertulis.
5.
Interaksi Dengan Bagian Lain
Keberhasilan manajer risiko mengidentifikasi resiko terutama tergantung
pada kerjasama yang erat dengan bagian – bagian dalam perusahaan. Manajer
bagian – bagian ini secara menjadi awas terhadap risiko yang diihadapinya.
6.
Statistik Kerugian
Pengidentifikasian risiko dapat dilakukan berdasakan data statistic
tentang kerugian yang lalu dan kerugian mana yang sering terjadi. Berdsarkan
data yang ada akan dilihat kemungkinan terjadinya resiko yang sama pada masa
yang akan datang.
7.
Analisis Lingkungan
Prof.O’Connell menyatakan bahwa penggunaan analisis lingkungan eksternal
sama baiknya dengan penggunaan analisis internal dalam mengidentifikasi risiko.
Langkah pertama dalam menyusun rencana pengelolaan
risiko adalah dengan mengidentifikasi potensi risiko. Mengidentifikasi Resiko (Identify
Risk) adalah proses penentuan risiko yang dapat mempengaruhi proyek dan
pendokumentasian karakteristiknya. Mengidentifikasi risiko (Identify Risk)
merupakan proses yang berulang, karena risiko baru dapat berkembang atau
diketahui saat proyek berjalan melalui siklus hidupnya sebagai hasil perubahan
internal atau eksternal terhadap sebuah proyek. Frekuensi iterasi dan
partisipasi dalam setiap siklus akan bervariasi menurut situasi.
Format pernyataan risiko harus konsisten untuk
memastikan bahwa setiap risiko dipahami secara jelas dan tidak jelas untuk
mendukung analisis dan pengembangan respons yang efektif. Pernyataan risiko
harus mendukung kemampuan untuk membandingkan dampak relatif dari satu risiko
terhadap orang lain dalam proyek. Prosesnya harus melibatkan tim proyek
sehingga mereka dapat mengembangkan, memelihara dan bertanggung jawab atas
risiko serta tindakan dari respons risiko yang akan dilakukan. Pemangku
kepentingan di luar tim proyek dapat memberikan informasi obyektif tambahan.
Peserta yang dapat mengidentifikasi risiko biasanya
adalah orang-orang yang terlibat dalam proyek, seperti berikut ini.
- Manajer
Proyek
- Anggota
tim proyek
- Tim
manajemen risiko (jika ditugaskan)
- Pelanggan
- Pakar
materi dari luar tim proyek
- Pengguna
akhir
- Manajer
proyek lainnya
- Pakar
manajemen risiko. .
Hasil identifikasi risiko
biasanya didokumentasikan dalam daftar risiko, yang mencakup daftar risiko yang
teridentifikasi bersama dengan sumbernya, potensi tanggapan risiko, dan
kategori risiko. Informasi ini digunakan untuk analisis risiko, yang pada
gilirannya akan mendukung terciptanya respons risiko. Risiko yang
teridentifikasi juga dapat ditunjukkan dalam struktur rincian risiko, struktur
hirarkis yang digunakan untuk mengkategorikan potensi risiko proyek berdasarkan
sumbernya. Manfaat utama dari proses ini adalah dokumentasi risiko, dan
pengetahuan serta menambah kemampuan tim proyek untuk mengantisipasi risiko. (*)
No comments:
Post a Comment