Kemandirian Perpusda Replikasi
mitra PerpuSeru kian terlihat nyata. Baik mandiri melakukan mentoring atau
pendampingan ke perpustakaan desa (perpusdes) maupun mandiri dalam hal anggaran
pengembangan perpustakaan yang bersumber dari APBD. Mentoring mandiri ke
perpusdes terkait strategi pengembangan perpustakaan ala PerpuSeru yang
dilakukan oleh PIC (Person In Charge) dan Fasilitator Perpusda. Sementara mandiri
anggaran dari APBD untuk pengembangan perpusda dan stimulan anggaran kegiatan ke
perpusdes.
Salah satu Perpusda Replikasi yang
sudah mandiri diantaranya Perpusda Kabupaten Jepara. Perpusda Jepara bersama 18
perpusda lain di Indonesia sudah melakukan replikasi PerpuSeru ke perpusdes
pada tahun kedua. PIC, Khoirul Mizan bersama Fasilitator Perpusda, Anuti dan
Ida Winarni yang melakukan mentoring ke perpusdes. Model mentoring mandiri
seperti ini nanti juga akan dilakukan perpusda yang menjadi mitra di tahun 2016
lalu. 71 Perpusda tersebut tahun 2017 ini mereplikasi ke 227 perpusdes.
Jika 71 perpusda mitra PerpuSeru di
tahun 2016 lalu tersebut mendapat stimulan perangkat komputer dari PerpuSeru
untuk perpusdes, lain hal dengan Perpusda Jepara, perangkat komputer berasal
dari anggaran APBD. Selain dari APBD, Perpusda Jepara telah berhasil
mengadvokasi PLTU TJB Jepara dengan mendapatkan bantuan 12 unit komputer yang
diperuntukkan perpusdes replikasi.
Perpusda Jepara juga memberikan
stimulan anggaran kegiatan CE (Community
Engagement) ke perpusdes. Pemberian stimulan tersebut sebagai upaya untuk
menggugah pihak lain agar juga peduli terhadap pengembangan perpusdes. Baik
pihak lain yang ada di lingkup desa, kecamatan, hingga kabupaten. Jika
perpusdes belum menunjukkan bukti nyata kegiatan pelibatan masyarakat, pihak
lain masih melihat perpusdes hanya sebagai gudang buku. Salah satu cara efektif
adalah dengan mengadakan kegiatan atau pelatihan di perpusdes.
Realisasi anggaran stimulan dari perpusda
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat di masing-masing desa. Misalnya ada
perpusdes yang mengadakan pelatihan internet marketing. Di perpusdes lain
melaksanakan pelatihan membuat olahan makanan. Ada juga perpuses yang
memfasilitasi masyarakat setempat dengan pelatihan pemanfaatan pekarangan
kosong dengan tanaman. Pemilihan kegiatan di perpusdes disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat.
Pada tahun ini, Perpusda Jepara
juga menggelar PerpuSeru Award 2016 untuk 12 perpusdes mitra PerpuSeru di
Jepara. Perpusda menyediakan total hadiah Rp 7,5 juta yang bersumber dari APBD.
Dengan rincian Rp 6,95 juta untuk hadiah dan Rp 600 untuk piala. Seperti halnya
PerpuSeru Award, tujuan PerpuSeru Award Jepara juga sebagai media memberikan
apresiasi kepada perpusdes atas upaya pengembangan perpustakaan. Selain itu
juga untuk memotivasi perpusdes untuk lebih giat dalam mengembangkan
perpustakaan untuk perberdayaan masyarakat.
Sistem penilaian PerpuSeru Award
Jepara persis dengan PerpuSeru Award yang biasa dilaksanakan di acara puncak
PLM (Peer Learning Meeting) Nasional.
Yakni pada strategi pengembangan perpustakaan, diantaranya peningkatan layanan
komputer dan internet, pelibatan masyarakat, advokasi dan dokumentasi. Kegiatan
yang dinilai mulai rentang waktu Januari hingga Desember 2016. Penilaian yang
dilakukan juri mengaju pada rekap data dokumentasi online, kegiatan yang
dilaksanakan perpusdes harus di upload di facebook group Jepara Kampung Digital
serta data perpusdes yang diperoleh juri saat kunjungan langsung ke perpusdes. Tim
juri yang bertindak Khoirul Mizan, Tahiyatur Ratih dan Wahyu Dwi Astuti.
Perpusda Jepara menentukan 6
perpusdes terbaik untuk menerima PerpuSeru Award Jepara. Di Jepara ada 12 perpusdes
mitra PeruSeru. Tim juri memutuskan sebagai juara 1, Perpusdes Ngudi Ilmu
Ngabul. Disusul Perpusdes Remen Maos Karangrandu, Perpusdes Kucica Tulakan.
Sementara juara 4 Perpusdes Azzarotul Ilmi Banjaragung. Disusul Perpusdes Kreatif
Krapyak dan Perpusdes Insan Baca Purwogondo. Juara 1
mendapatkan Rp 2 juta, Rp 1,5 juta untuk juara 2 dan Rp 1 juta diperuntukkan
bagi juara 3.
Pengumuman PerpuSeru Award Jepara
menjadi kado terindah bagi Perpusdes Ngudi Ilmu Ngabul. Karena pengumuman juara
dilakukan satu hari sebelum kegiatan Stakeholder Meeting (SHM) tingkat desa
yang dihadiri oleh seluruh lembaga desa. Sehingga saat SHM, torehan prestasi
yang diraih disampaikan kepada masyarakat Desa Ngabul yang hadir. Pengelola
Perpusdes Ngabul, Eko Wahyu, menceritakan perpusdes tergabung dengan PerpuSeru
sejak tahun 2016 lalu.
Setelah tergabung dengan PerpuSeru,
perpusdes langsung tanjap gas dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi
masyarakat. Saat ini sudah ada kegiatan rutin yang dilakukan seminggu sekali. Kegiatan
tersebut berupa pelatihan Bahasa Inggris hasil advokasi ke Komunitas ABIJE
(Angkringan Bahasa Inggris Jepara). Perpusdes juga berhasil advokasi ke salah
satu SMK swasta untuk pelatihan membatik. Perpusdes juga menggandeng UPPKS
dengan pelatihan wirausaha. Juga pernah melaksanakan pelatihan komputer dan
pelatihan internet marketing.
Pemerintah Desa Ngabul juga mendukung penuh
pengembangan perpusdes. Desa telah menganggrakan Rp 10 juta untuk pengembangan
perpusdes di tahun 2016. Tahun depan direncanakan naik menjadi 22 juta. Kecepatan
internet perpusdes juga dinaikkan dari 3 Mbps menjadi 10 Mbps. (***)
Perpusda jepara sudah selayaknya menjadi Rujukan dalam hal Implementator Strategi Pengembangan Perpustakaan, baik dalam lingkup Program PerpuSeru maupun dunia Perpustakaan pada umumnya.
ReplyDeletePerpusda jepara sudah selayaknya menjadi Rujukan dalam hal Implementator Strategi Pengembangan Perpustakaan, baik dalam lingkup Program PerpuSeru maupun dunia Perpustakaan pada umumnya.
ReplyDeletesaling belajar tentunya.
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSemoga terus terbang menembus batas
ReplyDeleteuntuk hidup lebih baik
Deleteterima kasih ulasannya. Semoga semakin menguatkan dalam upaya pengembangan perpustakaan.
ReplyDeletesama-sama Mas. makasih juga informasi yang telah diberikan
ReplyDelete