Tuesday, January 3, 2017

PerpuSeru Indonesia, Cara Menggaet Komunitas Berkegiatan di Perpustakaan

Komunitas Crafter Perempuan Pati (KCPP) yang berkegiatan di Perpusda Pati.
Tidak bisa dipungkiri, perpustakaan memiliki posisi strategis bagi masyarakat umum. Perpustakaan masih menjadi tempat yang netral untuk dikunjungi siapa saja. Semua saja boleh datang dan memanfaatkan fasilitas yang ada di perpustakaan. Tidak melihat latar belakang pendidikan, usia, pekerjaan, partai politik dan agama. Bahkan warga negara asing yang datang ke suatu daerah boleh memanfaatkan fasilitas di perpustakaan. Seperti yang selama ini banyak terjadi di perpustakaan di daerah.
  
Dari tempat yang netral inilah bisa terjadi proses interaksi sesama pengunjung. Adanya saling kenal mengenal meski ada perbedaan status. Kenapa bisa begitu? Masyarakat yang datang ke perpustakaan merupakan masyarakat yang haus akan informasi. Masyarakat yang berkunjung ke perpustakaan adalah masyarakat pembelajar. Mereka lebih terbuka pola pikirnya dan lebih mudah menerima informasi yang datang. Baik informasi yang di dapat dari buku, internet maupun informasi dari pengunjung. Informasi dari sesama pengunjung tentunya membutuhkan proses dialogis. Dari sinilah terjadi yang namanya interaksi.

Terkadang ada masyarakat yang datang ke perpustakaan, namun tidak masuk ke ruang layanan buku atau layanan internet. Mereka datang dan pilih duduk serta ngobrol dengan staf perpustakaan atau orang yang ada gazebo perpustakaan. Dari gazebo ini pertemanan bisa semakin bertambah luas dan banyak. Dari tempat ini bisa terjadi sharing pengalaman pribadi, pengalaman kerja dan berbagi informasi apa saja. Karena latar belakang yang nimbrung di tempat itu beranekaragam, informasi tersebut bisa menambah wawasan dan pengalaman. Terkadang bisa muncul ide bisnis dari tempat seperti ini.

Melihat perpustakaan memiliki beberapa potensi di atas (khususnya perpusda, perpusdes dan TBM ), tentunya akan semakin banyak memberi manfaat jika ada juga kegiatan yang melibatkan masyarakat di perpustakaan. Kegiatan yang melibatkan ini bisa berupa pelatihan, workshop, seminar atau nama lainnya. Akan lebih bagus lagi jika kegiatan tersebut bisa dijalankan secara rutin dan berkelanjutan. Tidak hanya kegiatan sesaat saja yang melibatkan ratusan peserta, akan tetapi setelah itu tidak ada lagi kegiatan.  


Melihat pengalaman perpustakaan mitra PerpuSeru, kegiatan pelibatan masyarakat bisa berjalan rutin dan berkelanjutan jika ada 2 faktor pendukung. Kedua faktor pendukung tersebut bisa berjalan sendiri-sendiri dan bisa juga dipadukan. Faktor pertama, perpustakaan telah memiliki mitra dengan komunitas. Kedua, perpustakaan telah memiliki anggaran untuk pelibatan masyarakat. 
Komunitas Ketrampilan Perpusda Grobogan
Faktor anggaran ini sebetulnya yang paling menjamin untuk kegiatan pelibatan masyarakat. Perpustakaan mampu mengalokasikan anggaran untuk mencari instruktur pelatihan yang berkompeten. Sehingga instruktur punya ikatan secara resmi dengan perpustakaan untuk menjadu penanggungjawab kegiatan. Perpustakaan bebas memilih instruktur sesuai dengan kebutuhan masyarakat, berupa kegiatan di perpustakaan. Bisa saja perpusda menggandeng perseorangan yang berkompeten di bidangnya. Bisa juga perpusda menggandeng komunitas untuk pemberdayaan masyarakat dengan berkegiatan di perpustakaan. Meski begitu komunitas tersebut tetap mendapat alokasi anggaran dari perpusda. Sehingga ada ikatan antara keduanya.

Untuk faktor pertama, menggandeng kemitraan dengan komunitas tanpa ada anggaran terlebih dulu. Perpusda menyediakan fasilitas tempat untuk berkegiatan bagi komunitas. Perpusda juga membantu melakukan sosialisasi dan promosi ke masyarakat luas untuk bergabung di komunitas tersebut. Sementara itu di sisi komunitas, akan semakin banyak masyarakat yang tergabung di komunitas. Komunitas juga memiliki tempat strategis untuk berkegiatan. Keuntungan lain yang didapat komunitas adalah eksistensi diakui oleh pihak lain. Karena perpusda dan perpusdes adalah milik pemerintah. Sehingga akan lebih mudah bagi komunitas untuk mengembangkan lembaganya.

Lalu bagaimana cara kita mengetahui keberadaan komunitas di daerah kita? Memang susah-susah gampang menemukan komunitas yang ada di sekitar kita. Salah satu cara yang bisa kita lakukan adalah memperbanyak teman. Baik teman yang ada di dunia nyata maupun teman di media sosial. Teman nyata bisa kita bangun dengan para pemustaka yang sering datang ke perpustakaan. Kita terkadang cuek dan acuh terhadap keberadaan pengunjung. Pengunjung adalah modal besar yang dimiiki oleh perpustakaan. Sungguh beranekaragam pengunjung. Pasti beranekaragam pula informasi yang ada pada mereka. Dari berkomunikasi dengan mereka, kita bisa menemukan banyak informasi.

Tidak kalah penting memperbanyak teman di media sosial. Ada dua keuntungan yang bisa didapat perpustakaan dari media sosial. Kita bisa menjadikan medsos sebagai sarana promosi kegiatan yang akan dilakukan oleh perpustakaan. Semakin banyak teman, promosi perpustakaan kita akan dibaca oleh banyak orang pula. Keuntungan kedua, kita bisa mencari informasi di medsos terkait komunitas yang kemungkinan bisa diajak bersinergi dengan perpustakaan. Bisa saja ada teman yang posting kegiatan komunitas di medsos.

Ada cara paling mudah dan efektif untuk mencari keberadaan komunitas di sekitar kita, tidak harus menunggu lama postingan teman (iya kalau ada postingan... hehehe). Cara tersebut dengan searching di facebook. Kenapa facebook? Pengguna facebook di Indonesia jumlahnya masih yang terbanyak. Alasan kedua, kita bisa langsung tersambung dengan akun komunitas atau anggota komunitas yang kita cari. Dari akun FB yang kita temukan, kita bisa melakukan komunikasi melalui facebook messenger. Kalau beruntung kita bisa menemukan no telpon dan alamat di akun atau foto yang di posting di FB milik akun tersebut.

Melalui searching di facebook, kita harus jeli saat ketik keyword. Bisa kita ketikkan kata ‘komunitas’, ‘persatuan’, ‘club’, ‘lembaga’, ‘kelompok’ atau kata kunci yang kita inginkan. Tentunya kita menyertakan nama kota dimana perpustakaan berada di belakang keyword tersebut. Setelah menemukan akun, barulah dilakukan komuniasi. Dari situlah, komunikasi awal bisa dilakukan. Tinggal bagaimana trik perpustakaan untuk melakukan advokasi ke komunitas. Salam seru! Semoga cara di atas berhasil! (***)





No comments:

Post a Comment