Metode Forecasting adalah salah satu metode untuk melakukan perencanaan serta pengendalian produksi.
Selain itu, forecasting juga
didefinisikan sebagai alat bantu untuk melakukan perencanaan yang efektif dan
efisien.
Sebagai contoh seperti meramalkan
tingkat permintaan suatu produk atau peramalan terhadap harga daging sapi di
masa lebaran dan lain sebagainya.
Umumnya, kegiatan forecasting ini
dilakukan oleh bagian pemasaran sehingga hasilnya sering disebut ramalan
permintaan.
Kemudian, hasil tersebut yang akan
digunakan sebagai informasi untuk menentukan aktivitas perusahaan.
Data dari hasil kegiatan forecasting ini
biasanya digunakan untuk memperkirakan jumlah permintaan pelanggan.
Hal ini berkaitan dengan ketepatan
jumlah produk yang akan diproduksi.
Efektivitas produksi berperan
sangat penting dalam menjalankan bisnis.
Seorang pengusaha dapat
memperkecil pengeluaran dengan penyesuaian jumlah produksinya.
Tujuan & Fungsi Perkiraan (Forecasting)
Fungsi perkiraan atau forecasting
terlihat pada saat pengambilan keputusan. Keputusan yang baik adalah keputusan
yang didasarkan atas pertimbangan apa yang akan terjadi pada waktu keputusan
itu dilaksanakan (Ginting, 2007).
Menurut Heizer dan Render
(2009:47), perkiraan atau forecasting memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Mengkaji kebijakan perusahaan
yang berlaku saat ini dan di masa lalu, serta melihat sejauh mana pengaruh di
masa datang.
b. Perkiraan diperlukan karena
adanya time lag atau delay antara saat suatu kebijakan perusahaan ditetapkan
dengan saat implementasi.
c. Perkiraan merupakan dasar
penyusunan bisnis pada suatu perusahaan sehingga dapat meningkatkan efektivitas
suatu rencana bisnis.
Pola Data Produk dalam Metode Forecasting
Berikut ini adalah pola data produk dalam
metode forecasting atau peramalan penjualan:
·
Data
berpola musiman. Pola
jenis ini bergerak berulang-ulang dan biasanya dipengaruhi oleh cuaca dan
faktor dari manusia (seperti liburan dan hari besar).
·
Data
berpola konstan. Pada
pola ini data bergerak di sekitar rata-rata secara stabil. Pola semacam ini
cenderung terjadi pada periode waktu yang pendek sampai menengah.
·
Data
berpola trend. Pola
ini dapat dilihat ketika data memiliki kecenderungan yang naik atau turun dari
waktu ke waktu. Pola ini dipengaruhi oleh faktor budaya, perubahan pendapatan,
dan perubahan populasi.
Jenis Model Forecasting
Adapaun jenis model dalam metode forecasting yaitu:
Jenis model rata-rata bergerak (moving averages model)
Jenis model rata-rata bergerak (moving averages model)
merupakan model data yang menggunakan data permintaan baru untuk melakukan
peramalan di masa yang akan datang yang dapat dirumuskan seperti berikut:
Rata
– rata bergerak n Periode = (∑(permintaan dalam n-periode terdahulu))/n
Jenis model rata-rata bergerak terbobot (weighted moving averages model)
Jenis model rata-rata bergerak terbobot (weighted moving averages model)
merupakan jenis yang lebih responsif karena melibatkan data yang diberi bobot
di periode selanjutnya.
Jenis model ini dapat dirumuskan seperti
berikut:
Weighted
MA (n) = (∑(pembobot untuk periode permintaan aktual periode n))/(∑(pembobot))
Jenis model pemulusan eksponensial (exponential smoothing model)
Sedangkan jenis model pemulusan eksponensial
(exponential
smoothing model) dapat dirumuskan sebagai berikut:
Ft
= Ft-1 + α (At-1 – Ft-1)
Dengan penjelasan bahwa Ft merupakan nilai
ramalan untuk periode waktu atau t.
Ft-1 adalah nilai ramalan untuk satu periode
waktu yang lalu atau t-1.
At-1 adalah nilai aktual satu periode yang
lalu. Terakhir α merupakan
konstanta pemulusan (smoothing
constant).
Indikator untuk Validasi Jenis Model forecasting
Keseluruhan rumus di atas selanjutnya akan
melewati fase validasi dengan menggunakan sejumlah indikator.
Indikator tersebut diantaranya adalah Men
Absolute Deviation (MAD), Mean Squared Error (MSE), Mean Absolute Percentage
Error (MAPE), tracking signal, dan Moving Range.
Metode forecasting dibagi menjadi dua, yakni
peramalan secara kualitatif dan peramalan secara kuantitatif. Peramalan secara
kualitatif maksudnya adalah peramalan yang menggunakan pendapat dan analisis
yang deskriptif.
Sementara peramalan kuantitatif yaitu
peramalan yang berkaitan dengan hitungan matematis.
Metode Forecasting Kuantitatif
Berikut merupakan beberapa metode peramalan
yang sering digunakan.
Adapun yang berikut merupakan kelompok
metode peramalan kuantitatif:
1. Time Series
Metode time series atau deret waktu
merupakan metode peramalan yang menghubungkan keterkaitan antara variabel
dependen (variabel yang dicari) dengan variabel independen atau variabel yang
mempengaruhinya kemudian dihubungkan dengan waktu, mingguan, bulan atau tahun.
Jadi di dalam metode deret waktu, variabel
yang dicari berupa waktu.
Untuk menggunakan metode peramalan ini, Anda
dapat menghitungnya menggunakan metode smoothing, metode box jenkins,
atau metode proyeksi trend dengan regresi.
2. Metode Kasual (Sebab Akibat)
Metode peramalan kuantitatif yang kedua
yaitu metode kasual (casual
methods) atau metode sebab akibat.
Metode ini didasarkan pada keterkaitan
antara variabel yang diperkirakan dengan variabel lain yang mempengaruhinya.
Namun, variabel nya bukan dalam bentuk waktu.
Untuk menghitung atau meramalnya, Anda dapat
menggunakan metode regresi dan korelase, metode input output, atau metode
ekonometri
Metode Forecasting Kualitatif
Metode peramalan kualitatif ini sifatnya lebih
subjektif dibandingkan dengan kuantitatif.
Hal ini karena metode peramalan kualitatif
dipengaruhi oleh emosi, pendidikan, intuisi, pengalaman si peramalan sehingga
hasil setiap orang akan berbeda.
Meskipun begitu metode kualitatif mendekati
tingkat akurasi data aktual jika dibandingkan dengan metode lain.
Adapun teknik atau metode peramalan
kualitatif sebagai berikut:
1. Survei pasar
Metode ini dilakukan dengan cara mencari
masukan atau pendapat dari konsumen yang berpengaruh terhadap rencana pembelian
pada saat periode pengamatan.
Survei dapat dilakukan dengan menyebar
kuesioner, wawancara langsung atau telepon.
2. Juri dari opini eksekutif
Untuk melakukan metode ini caranya dengan
meminta opini atau pendapat dari kelompok kecil yang terdiri atas manajer
pemasaran, manajer produksi, manajer teknik, manajer keuangan dan manajer
logistik dan hasilnya kemudian digabungkan dengan model statistik.
3. Gabungan tenaga penjualan
Seperti namanya metode ini menggabungkan
setiap penjual kemudian mereka meramalkan tingkat penjualan di daerah
masing-masing yang pada akhirnya digabungkan di tingkat provinsi dan nasional.
4. Metode Delphi
Metode delphi sebenarnya mirip dengan metode
kuisioner, untuk melakukan metode ini Anda perlu menyebar kuesioner tetapi
jawaban dari kuesioner yang terkumpul disederhanakan terlebih dahulu sebelum
diberikan kepada ahli untuk peramalannya.
Kelebihan dari metode ini adalah hasilnya
yang akurat dan profesional, sedangkan kelemahannya adalah membutuhkan waktu
yang cukup banyak karena harus membuat kuesioner sampai merangkum hasilnya.
Itulah beberapa metode forecasting yang dapat
Anda pakai. Forecasting atau
peramalan sangat penting untuk merencanakan dan mengawasi kegiatan produksi
baik produk maupun jasa.
Sehingga bisnis Anda akan lebih mudah untuk
maju. Untuk memudahkan Anda dalam mengelola stok barang, Jurnal memiliki fitur
Inventori.
Dengan demikian, metode forecasting merupakan
kegiatan yang penting dalam sebuah bisnis. Kegiatan forecasting ini sangat berguna untuk
mengawasi kegiatan produksi baik itu dalam perusahaan barang maupun jasa.
Hasil dari kegiatan forecasting ini dapat
digunakan sebagai acuan untuk mengambil keputusan produksi bahkan hingga
pemasaran. Keputusan yang baik merupakan keputusan yang didasarkan pada
pertimbangan apa yang akan terjadi di periode yang akan datang.
Keputusan produksi atau perencanaan produksi yang efektif ini kemudian mampu mengurangi
pemborosan budget perusahaan.
Pengeluaran budget perusahaan dapat diminimalisir karena
sumber daya pada masa yang akan datang dapat diatur jumlahnya.
Semakin kesalahan dapat diminimalisir maka
pendapatan yang akan diterima oleh perusahaan juga akan semakin besar. (*)
No comments:
Post a Comment