Masih terkait dengan Senam Kewer Kewer. Teman-teman
semua pasti rasanya pengen kumpul lagi, pelatihan bareng lagi, dan berbagi
keseruan kembali di aula perpusda masing-masing. Hal itu bisa terlihat dari
hilir mudinya postingan dan komentar di media sosial. Bahkan ada yang bercanda
(bisa juga itu serius loh, haha) menawarkan lomba senam nyentrik tersebut.
Senam, entah itu Kewer Kewer, atau Senam
Pinguin, bisa pula Senam Otak adalah salah satu cara agar suasana pelatihan tak
kaku atau membosankan. Dalam bahasa pelatihan dinamakan Energizer. Pemilihan energizer pastinya disesuaikan dengan jumlah
peserta, luas ruangan, waktu dan faktor lain. Bentuknya pun tak harus berupa
senam, bisa pula berupa permainan.
Meski hanya bertujuan untuk menyegarkan
suasana, namun energizer mampu
menjadi sesuatu yang menarik bagi peserta. Sebagian besar yang diingat adalah energizernya daripada materi pelatihan. Tak
banyak materi yang diserap oleh peserta pelatihan. Tapi tak mengapa, jika tak
ada energizer, pelatihan bisa mati.
Kemudian apa yang harus dilakukan oleh teman2
perpusda? Salah satu yang bisa dilakukan adalah melakukan pendampingan atau mentoring. Benar juga teori, peserta
hanya mampu menyerap materi 20% dari pelatihan, sisanya melalui proses
pendampingan.
Proses pendampingan bisa dilakukan perpusda
dengan cara berkunjung langsung ke perpustakaan desa/TBM maupun melalui media
komunikasi. Media komunikasi bisa dengan cara membuat group WhatsApp dan
facebook. Dari media ini perpusda bisa melihat perkembangan dari masing-masing
perpusdes replikasi. Perpusda juga bisa memberi motivasi dan dorongan semangat.
Melalui media group, antar perpusdes atau TBM replikasi bisa juga saling
belajar dan berbagi pengalaman.
Saat berkomunikasi melalui media sosial
(instagram, facebook, WhatsApp dan lainnya) dengan perpusdes, perpusda bisa
melakukan dengan lentur. Tak melulu menanyakan perkembangan perpusdes. Bisa
dimulai dengan obrolan ringan. Atau bahkan bisa dengan tema obrolan terkait
dengan diri pengelola atau relawan perpusdes.
Melalui proses pendampingan, perpusdes dan TBM
replikasi diharapkan mampu bertransformasi untuk meningkatkan kualitas hidup
masyarakat melalui perpustakaan. Perpusda juga bisa sesekali mengingatkan 3 strategi
pengembangan perpustakaan. Dengan begitu tak hanya Kewer Kewer saja yang
diingat! (***)
No comments:
Post a Comment