Sunday, April 2, 2017

PerpuSeru Tak Hanya Senam Kewer Kewer

Masih terkait dengan Senam Kewer Kewer. Teman-teman semua pasti rasanya pengen kumpul lagi, pelatihan bareng lagi, dan berbagi keseruan kembali di aula perpusda masing-masing. Hal itu bisa terlihat dari hilir mudinya postingan dan komentar di media sosial. Bahkan ada yang bercanda (bisa juga itu serius loh, haha) menawarkan lomba senam nyentrik tersebut.

Senam, entah itu Kewer Kewer, atau Senam Pinguin, bisa pula Senam Otak adalah salah satu cara agar suasana pelatihan tak kaku atau membosankan. Dalam bahasa pelatihan dinamakan Energizer. Pemilihan energizer pastinya disesuaikan dengan jumlah peserta, luas ruangan, waktu dan faktor lain. Bentuknya pun tak harus berupa senam, bisa pula berupa permainan.

Meski hanya bertujuan untuk menyegarkan suasana, namun energizer mampu menjadi sesuatu yang menarik bagi peserta. Sebagian besar yang diingat adalah energizernya daripada materi pelatihan. Tak banyak materi yang diserap oleh peserta pelatihan. Tapi tak mengapa, jika tak ada energizer, pelatihan bisa mati.

Kemudian apa yang harus dilakukan oleh teman2 perpusda? Salah satu yang bisa dilakukan adalah melakukan pendampingan atau mentoring. Benar juga teori, peserta hanya mampu menyerap materi 20% dari pelatihan, sisanya melalui proses pendampingan.

Proses pendampingan bisa dilakukan perpusda dengan cara berkunjung langsung ke perpustakaan desa/TBM maupun melalui media komunikasi. Media komunikasi bisa dengan cara membuat group WhatsApp dan facebook. Dari media ini perpusda bisa melihat perkembangan dari masing-masing perpusdes replikasi. Perpusda juga bisa memberi motivasi dan dorongan semangat. Melalui media group, antar perpusdes atau TBM replikasi bisa juga saling belajar dan berbagi pengalaman.

Saat berkomunikasi melalui media sosial (instagram, facebook, WhatsApp dan lainnya) dengan perpusdes, perpusda bisa melakukan dengan lentur. Tak melulu menanyakan perkembangan perpusdes. Bisa dimulai dengan obrolan ringan. Atau bahkan bisa dengan tema obrolan terkait dengan diri pengelola atau relawan perpusdes.

Melalui proses pendampingan, perpusdes dan TBM replikasi diharapkan mampu bertransformasi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui perpustakaan. Perpusda juga bisa sesekali mengingatkan 3 strategi pengembangan perpustakaan. Dengan begitu tak hanya Kewer Kewer saja yang diingat! (***)

No comments:

Post a Comment