Sunday, October 15, 2017

Beli Produk Sambil Jongkok


Pasar Jongkok Regional PLM PerpuSeru


Nikmat mana lagi yang kau dustakan. Kalimat pembuka ini tepat kiranya ditujukan bagi perpustakaan mitra PerpuSeru Indonesia. Hasil kerja keras yang sudah dilakukan, bisa dinikmati bersama-sama. Tak hanya untuk masyarakat sekitar, dimana perpustakaan tersebut berada. Akan tetapi masyarakat luas hingga di luar pulau yang ikut terlibat dalam kegiatan Regional Peer Learning Meeting (PLM) PerpuSeru.
 \
Pasar Jongkok bisa menjadi media kretaif untuk berbagi nikmat antar mitra PerpuSeru. Pasar Jongkok menyediakan aneka ragam produk dari hasil kreatifitas di perpustakaan. Siapa saja boleh membeli produk yang ada di lapak, tentunya dengan menawar harganya terlebih dulu, bagi yang suka menawar. Juga diperbolehkan untuk bertanya cara pembuatan dari produk tersebut. Dari proses inilah terjadi yang namanya berbagi kenikmatan.

yang dianggap remeh ternyata bisa memberikan kenikmatan hidup tersendiri. Perpustakaan yang dianggap remeh, 5 tahun terakhir telah memberikan manfaat bagi banyak orang. Terutama perpustakaan provinsi, daerah, desa, kelurahan dan TBM mitra PerpuSeru. Kerja remeh yang telah dilakukan ternyata memberikan nilai lebih pada masyarakat.

Masyarakat yang memanfaatkan fasilitas atau ikut berkegiatan di perpustakaan, telah menghasilkan ratusan produk kreatif. Produk kretaif yang bernilai jual. Seperti produk kue kering, sirup, asesoris, batik, minuman herbal, kerajinan tangan dan lainnya.

Nikmat mana lagi yang kau dustakan. Melalui perpustakaan, juga meningkatkan kapasitas berdagang. Selain proses jual beli dan saling bertanya cara pembuatan produk, melalui perpustakaan juga belajar cara berdagang. Bagaimana tidak, di Pasar Jongkok mengharuskan ada yang menjaga lapak. Nah, tak semua peserta Regional PLM pernah berjualan sebelumnya. Di arena inilah mereka memberikan diri untuk berinteraksi dalam proses jual beli.

Penunggu lapak harus ingat harga per item produk, yang itu belum tentu miliknya, karena dari berbagai perpustakaan desa. Penjaga lapak juga harus mencatat produk yang laku. Lebih berat lagi jika penjaga lapak juga mendapat peran sebagai moderator atau panelis kelas peminatan. Dia harus berkonsentrasi betul dengan 2 peran tersebut.

Pasar Jongkok telah memberikan banyak kesan menarik buat peserta Regional PLM PerpuSeru. Kesan bahwa jerih payah mereka telah bisa dinikmati, baik untuk perpustakaan maupun masyarakat. Mereka harus semakin yakin bahwa dari perpustakaan bisa memberikan manfaat lebih bagi masyarakat.  Sehingga pasca kegiatan Regional PLM, harus semakin banyak kegiatan dan fasilitas untuk meningkatkan kualitas masyarakat. Baik berupa pelatihan dan peningkatan kualitas layanan. (***)          

Wednesday, April 12, 2017

Peluang Sinergi Perpustakaan dengan Program Kementrian Desa

Transformasi (perubahan) pengembangan perpustakaan membutuhkan dukungan dari semua pihak. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah melakukan sinergi dengan pihak pemerintah, swasta dan kelompok masyarakat atau komunitas. Adanya transformasi perpustakaan mitra PerpuSeru yang menjadikan perpustakaan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, bisa menjadi magnet melakukan kerjasama dengan berbagai pihak.

Ada peluang lebar sinergi antara perpustakaan desa dengan program dari kementrian desa. Kementrian Desa telah memberikan Dana Desa yang jumlahnya besar. Dana Desa tak akan memberikan dampak nyata untuk kemajuan desa apabila penggunaannya tak tepat sasaran dan kurang optimal.

Dana Desa tersebut akan optimal jika dipergunakan sesuai program dan desa melakukan empat program unggulan, terutama menetapkan produk unggulan kawasan desa (prokades) atau dikenal juga dengan one village one product (satu desa satu produk). Munculnya prokades didasari adanya fenomena setiap desa terlalu banyak produk yang dihasilkan. Tapi jumlahnya kecil dan tak memenuhi skala ekonomi besar.

Dengan begitu, produk yang dihasilkan habis dikonsumsi dan tak mendatangkan pendapatan tambahan bagi masyarakat desa. Karena itu, Kemendes mendorong setiap desa untuk memilih atau menetapkan dua atau tiga produk unggulan yang bisa menghasilkan skala ekonomi besar.

Yang harus dilakukan aparat desa adalah mengidentifikasi produk apa yang cocok dengan desa tersebut. Apakah komoditi, pariwisata, ekonomi kreatif atau lainnya. Di bidang pertanian misalnya, dengan produksi yang banyak, pemerintah akan mendatangkan sarana pascapanen ke setiap desa.

Program prokades diyakini akan mempercepat kemajuan luar biasa di desa. Sebab, banyak dana dari pemerintah yang digelontorkan ke desa, tapi tak mampu mengubah wajah desa secara signifikan.

Mari melalui perpustakaan desa, kita sinergikan dengan program prokades tersebut. Perpustakaan bisa mengambil peran pada wilayah memberikan fasilitas pemberdayaan masyarakat. Baik berupa gedung pelatihan yang representatif di perpustakaan. Meningkatkan fasilitas informasi, baik berupa buku, internet maupun pelatihan. Sehingga masyarakat desa semakin berdaya.

Perpustakaan desa bisa bergandengan dengan siapa saja untuk memajukan masyarakat desa. Banyak elemen yang bisa diajak bersinergi. Seperti karang taruna, tim penggerak PKK, UPPKS, Posyandu, pelaku UMKM dan yang lainnya. Memberdayakan masyarakat desa akan lebih kuat dan berkelanjutan jika dilakukan bersama-sama. (***)

Sunday, April 2, 2017

PerpuSeru Tak Hanya Senam Kewer Kewer

Masih terkait dengan Senam Kewer Kewer. Teman-teman semua pasti rasanya pengen kumpul lagi, pelatihan bareng lagi, dan berbagi keseruan kembali di aula perpusda masing-masing. Hal itu bisa terlihat dari hilir mudinya postingan dan komentar di media sosial. Bahkan ada yang bercanda (bisa juga itu serius loh, haha) menawarkan lomba senam nyentrik tersebut.

Senam, entah itu Kewer Kewer, atau Senam Pinguin, bisa pula Senam Otak adalah salah satu cara agar suasana pelatihan tak kaku atau membosankan. Dalam bahasa pelatihan dinamakan Energizer. Pemilihan energizer pastinya disesuaikan dengan jumlah peserta, luas ruangan, waktu dan faktor lain. Bentuknya pun tak harus berupa senam, bisa pula berupa permainan.

Meski hanya bertujuan untuk menyegarkan suasana, namun energizer mampu menjadi sesuatu yang menarik bagi peserta. Sebagian besar yang diingat adalah energizernya daripada materi pelatihan. Tak banyak materi yang diserap oleh peserta pelatihan. Tapi tak mengapa, jika tak ada energizer, pelatihan bisa mati.

Kemudian apa yang harus dilakukan oleh teman2 perpusda? Salah satu yang bisa dilakukan adalah melakukan pendampingan atau mentoring. Benar juga teori, peserta hanya mampu menyerap materi 20% dari pelatihan, sisanya melalui proses pendampingan.

Proses pendampingan bisa dilakukan perpusda dengan cara berkunjung langsung ke perpustakaan desa/TBM maupun melalui media komunikasi. Media komunikasi bisa dengan cara membuat group WhatsApp dan facebook. Dari media ini perpusda bisa melihat perkembangan dari masing-masing perpusdes replikasi. Perpusda juga bisa memberi motivasi dan dorongan semangat. Melalui media group, antar perpusdes atau TBM replikasi bisa juga saling belajar dan berbagi pengalaman.

Saat berkomunikasi melalui media sosial (instagram, facebook, WhatsApp dan lainnya) dengan perpusdes, perpusda bisa melakukan dengan lentur. Tak melulu menanyakan perkembangan perpusdes. Bisa dimulai dengan obrolan ringan. Atau bahkan bisa dengan tema obrolan terkait dengan diri pengelola atau relawan perpusdes.

Melalui proses pendampingan, perpusdes dan TBM replikasi diharapkan mampu bertransformasi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui perpustakaan. Perpusda juga bisa sesekali mengingatkan 3 strategi pengembangan perpustakaan. Dengan begitu tak hanya Kewer Kewer saja yang diingat! (***)

Perpusda Demak Inisiatif Berbagi Kisah Impact di Depan Bupati dan Masyarakat Luas

Bupati Demak, HM. Natsir, tertegun saat melihat Bu Susi (37 tahun) menceritakan kenapa sering datang ke perpustakaan umum Kabupaten Demak. Daripada nonggo (aktifitas kumpul tetangga yang ujungnya berujud ngerumpi) mending ke perpustakaan. Begitu ibu rumah tangga tersebut memulai membuka ceita.

Ibu 2 anak ini mengaku tak banyak perempuan seusia dirinya yang mau datang rutin ke perpus. Dirinya setiap pagi datang ke perpustakaan, setelah aktifitas mengantar anaknya sekolah ke SMP dan TK. Sambil menunggu pulang anaknya yang masih TK, dia memanfaatkan waktu sambil membaca buku, majalah dan fasilitas internet.

Sejak awal dia ingin kedua anaknya tak jajan sembarang di sekolah. Karena itu jika ke perpustakaan, mencari informasi terkait dengan menu makanan. Dari situlah, anak pertama mengusulkan ke Susi untuk berjualan kue. Kata sang anak, masakan yang dibuat rasanya enak dan akan laku jika dijual.

Dari dorongan yang diberikan anaknya, Susi semakin bersemangat untuk browsing internet dan membaca buku di perpustakaan. Hal itu dilakukan agar kue yang dibuat semakin banyak ragamnya. Saat ini, Susi setiap hari minimal bikin 300 kue basah. Kue tersebut dititipkan di beberapa toko di Pasar Demak.

Bupati Demak juga termangut-mangut melihat cara Abdul Aziz bercerita. Aziz merupakan anak muda yang masih kuliah di Akademi Komunitas Negeri (AKN) Demak jurusan Desain Grafis. Namun ia tak memiliki komputer atau laptop untuk mempraktikkan ilmu yang dipelajari di kampus. Untuk itu Aziz sering datang ke perpustakaan untuk praktik desain grafis memakai komputer perpustakaan. Sambil kuliah, Aziz bekerja di bagian pengetikan dan desain di salah satu rental yang ada di Demak.

Berbagi cerita Impact atau dampak layanan perpustakaan yang telah mengubah kualitas hidup masyarakat ini dilakukan di acara Sosialisasi Program Replikasi PerpuSeru ke Perpustakaan Desa, di Perpusda Demak akhir Maret lalu. Selain Bu Susi dan Aziz, Perpusda juga mengundang seorang pemuda yang kini sukses dengan bisnis usaha sablon kaos. Harratul Lisan nanamya. 



Harra ini dulu ikut Pelatihan Komputer dan Internet di perpusda, 7 bulan silam. Harra sebelumnya sama sekali belum bisa sablon dan desain. Dari pelatihan itulah dia belajar sama instruktur dan sesama teman pelatihan. Harra saat awal merintis usaha masih kendala belum punya mesin printer. Komputer yang dimiliki masih model lama. Kini Harra sudah memiliki mesin jahit dan mesin obras. Bahkan sudah memiliki 2 karyawan yang membantu pekerjaannya.

Bupati Berbagi Cerita Impact

Inisiatif Perpusda Demak menyelipkan kegiatan berbagi cerita impact tak hanya pada sosialisasi ini saja. Sebelumnya juga pernah dilakukan, pada saat pembukaan Pameran Buku di Alun-Alun Kota Demak, pertengahan Maret lalu.

Pada pembukaan pameran buku, Bupati Demak dan Sekda Demak, Singgih Setyono, bersedia meluangkan waktu berbagi kisah sukses dirinya dari perpustakaan. Menurut cerita Bupati Demak, usaha Rumah Makan yang dirintis sebelum menjabat bupati, bisa sukses berkat buku yang ia baca. Rumah makan ayam goreng milik bupati, memiliki sambal khas. Resep sambal yang enak tersebut bupati peroleh dari buku.

Sementara itu, Sekda Demak menceritakan bisa lulus kuliah dan bisa menjadi dokter, hal itu berkat buku di perpustakaan. Saat muda, menurut cerita Pak Singgih, orang tuanya tak mampu membelikan semua buku kedokteran yang harganya mahal. Untuk itu Singgih muda ke perpustakaan untuk membaca dan pinjam buku yang ia inginkan.

Tak hanya pada 2 kegiatan di atas, Perpusda Demak ke depannya juga akan berusaha menyelipkan berbagi cerita impact di kegiatan yang dilaksanakan. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Demak, Tatik Rumiyati, langkah itu efektif untuk mengenalkan pada pimpinan daerah dan masyarakat bahwa perpustakaan juga punya andil nyata pada pembangunan daerah.

Tatik juga menambahkan dengan cara berbagi cerita impact, mampu mempengaruhi stakeholder saat melakukan beberapa advokasi. Sebagian besar advokasi yang dilakukan membuahkan hasil. Seperti mendapat komputer dari perbankan daerah, perushaan swasta dan advokasi dalam bentuk lainnya. (***)

Wednesday, March 29, 2017

Senam Kewer Kewer (Lagi) Nge-Hits di Pelatihan Perpustakaan

Selama sebulan ini, Maret, di 102 perpustakaan daerah mitra PerpuSeru yang tersebar di 18 provinsi, sedang berlangsung kegiatan replikasi PerpuSeru ke tingkat perpustakaan desa. Baik itu kegiatan Sosialisasi Program PerpuSeru ke Perpusdes/TBM, Pelatihan Strategi Pengembangan Perpustakaan dan Pelatihan Komputer dan Internet Dasar.

Di pelatihan yang dilaksanakan dari pagi hingga sore, fasilitator dari perpusda, memberikan penyegaran suasana (energizer) di saat peserta sudah mulai tidak fokus. Salah satu energizer yang paling sering dipilih oleh banyak perpusda adalah Senam Kewer Kewer. Senam yang mengharuskan peserta memiliki energi fit untuk mengikutinya. Karena geraknya harus lincah, lentur dan durasinya cukup lama.

Tulisan ini hanya akan mengupas apa itu arti Kewer Kewer dan siapa pencetus lagunya. Sehingga video klipnya menjadi senam yang disukai banyak orang.

Lagu dangdut dengan tema sosial memang jarang, apalagi dengan sentuhan elektronika.
Dua personel Jogja Hip Hop Foundation Kill the DJ (Marzuki Mohamad) dan Balance mencobanya lewat proyek bernama Libertaria.

Dengan genre post dangdut elektronika, keduanya meluncurkan album bertajuk Kewer-Kewer dengan menggelar konser Launching Album di XT
Square Yogyakarta.
.
Libertaria berkolaborasi dengan sejumlah musisi Jogja seperti Heruwa (Shaggydog), Farid Stevy (FSTVLST), Paksi Raras, dan Brodod. Bukan hanya itu Libertaria juga menggaet penyanyi dangdut Riris Arista, dan penyanyi papan atas Glenn Fredly.

"Dalam kamus Jawa, di Indonesiakan, itu (Kewer-Kewer) tidak bisa dikontrol oleh diri sendiri. Tidak bisa berdiri tegak, kalau jalan sempoyongan," kata Marzuki.

Marzuki menjelaskan bahwa lewat musik dangdut, ia bisa berkomunikasi dengan masyarakat paling bawah. Lirik-lirik yang digunakan pun bahasa
yang mudah dipahami. Cara komunikasi yang paling baik adalah menggunakan bahasa yang dipahami.

Apapun tema yang ingin dibicarakan, Kill the DJ yang sering menulis lirik hanya beberapa saat menjelang rekaman itu mengaku harus menyederhanakan kata-kata agar mudah dipahami.

Dalam proyek album tersebut, Libertaria menyuguhkan 10 lagu, yakni "Kewer-Kewer", "Rakyat Bergoyang", "Interupsi", "Teruslah Bekerja", "Mari-mari", "Orang Miskin Dilarang Mabok", "Jalur Pantura", "Citra Itu Mahal", "DNA", dan Nyalakan Api".

Album Kewer-kewer format digital dirilis oleh Libertaria secara gratis alias bebas unduh di situs libertaria.id. Sementara untuk distribusi digital dan album fisik berbayar, Libertaria kembali bekerjasama dengan Doggyhouse Records.

Libertaria menyikapi album ini sebagai sensasi ekspresi O.M. untuk menjadi Orkes Melayu. Kill the DJ dan Balance akan kembali dengan beat-beat dan eksperimen bermusik, bukan berarti kemudian Libertaria menambahi namanya dengan O.M. untuk menjadi Orkes Melayu. Kill the DJ dan Balance akan kembali dengan beat-beat EDM model “Ora Minggir Tabrak” dan mantra-mantra. (Sumber dari www.tribunnews.com *)